IQNA

Pakar Masalah Dunia Islam:

Pemindahan Kedutaan Amerika ke Quds, Sampul Politik Trump atas Hasratnya

14:42 - December 10, 2017
Berita ID: 3471773
IRAN (IQNA) - Salah seorang pakar masalah dunia Islam menganggap perealisasian keputusan Trump dalam pemindahan kedutaan Amerika ke Quds sebagai sebab peningkatan murka umat muslim dunia dan mengungkapkan, pemindahan kedutaan Amerika ke Yerusalem dengan arti mengakui secara resmi rezim Zionis dan dukungan sepihak pemerintah Trump terhadap rezim ini.

Menurut laporan IQNA, Donald Trump, presiden Amerika, Rabu (6/12) dalam sebuah kinerja kontroversial Trump mengumumkan secara resmi pemindahan kedutaan Amerika dari Tel Aviv ke Quds, namun pemindahan ini ditunda enam bulan ke depan.

Donald Trump dalam langkah tak terpuji ini menandatangani pemindahan kedutaan Amerika ke Yerusalem meski ada penentangan besar-besaran sejumlah negara dan organisasi-organisasi internasional, kawasan dan pelbagai kelompok Palestina.

Kinerja presiden Amerika yang menjelaskan pengakuan Quds sebagai ibukota Israel telah menyulut murka umat muslim dunia dan para pejabat dan politisi pelbagai negara, opini umum, dan gerakan politik telah menunjukkan respon keras akan hal ini.

Untuk memperjelas dimensi hal ini, IQNA melakukan wawancara dengan Ali Akbar Dhiya’i, pakar masalah-masalah dunia Islam, peneliti telaah Islam dan eks atase kedutaan Iran di Malaysia. Mulanya Dhiya’i mengungkapkan, pemindahan kedutaan Amerika ke Yerusalem berarti mengakui secara resmi rezim Zionis dan dukungan sepihak kepada rezim ini, dan imam Khomeini (ra) dan Rahbar senantiasa menegaskan masalah kemurkaan Amerika terhadap masyarakat teraniaya Palestina.

Ia menambahkan, kendati pemindahan kedutaan Amerika ke Quds sudah disetujui pada tahun 1373 di kongres Amerika, namun para presiden Amerika sebelumnya mengetahui dengan baik bahwa perealisasian agenda ini menyebabkan peningkatan murka umat muslim dunia terhadap Amerika dan munculnya sejumlah kekerasan religi di dunia dan pada akhirnya akan menghantam manfaat-manfaat Amerika di dunia Islam dan ini yang menjadi alasan penundaan pelaksanaannya.

Dhiya’i menegaskan, namun Trump guna menutupi sejumlah kekalahan politiknya, melakukan sebuah politik kontroversial internasional, yang menurutnya dengan perealisasian agenda ini, kadar dukungan organisasi internasional Zionis terhadapnya akan semakin bertambah.

“Keputusan ini menjelaskan tidak adanya pengetahuan pemerintah Trump atas respon umat muslim dunia dan menunjukkan Trump dalam hal ini adalah orang bodoh,” jelas eks atase kebudayaan Iran di Malaysia.
Ia menegaskan, kendati saat ini dengan sedikit kerja organisasi internasional Arab dan Islam seperti dewan kerjasama Negara Teluk Persia dan OKI, kendati statemen yang dikeluarkan di Jeddah oleh dewan ini menentang pengakuan resmi Quds sebagai ibukota rezim Zionis, namun harus diketahui bahwa kebangkitan-kebangkitan Islam di seantero dunia terlepas dari pemerintah Arab dan Islam akan memperlihatkan reaksi keras terhadap hal ini dan menunggu aksi-aksi resmi dan non-eksekutif pemerintah mereka yang berkuasa.

Ali Akbar di penghujung mengingatkan, saat ini umat muslim dunia mengerti dengan baik kebenaran sabda Rasulullah saw, “Sekelompok dari umatku senantiasa berperang di gerbang-gerbang Damaskus dan sekitarnya dan di Baitul Maqdis dan sekitarnya, tidak dibantunya mereka tidak akan membahayakan mereka, mereka akan terus mendukung kebenaran sampai hari kiamat.
 
http://iqna.ir/fa/news/3670457
 
 
 
captcha